Uncategorized

Kabar Duka dari Yogyakarta, Hamzah Sulaiman alias Raminten Tutup Usia

Kabar duka datang dari Yogyakarta. Hamzah Sulaiman, sosok yang dikenal luas dengan nama panggung Raminten, telah berpulang pada usia 75 tahun pada Rabu malam, 23 April 2025, di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Yogyakarta, khususnya dalam dunia seni, budaya, dan kuliner.


🕊️ Mengenang Hamzah Sulaiman: Dari Abdi Dalem hingga Ikon Budaya

Latar Belakang dan Pendidikan

Hamzah Sulaiman, yang bergelar Kanjeng Mas Tumenggung Tanoyo Hamiji Nindyo, merupakan seorang seniman, pengusaha, dan budayawan asal Yogyakarta. Ia dikenal sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta, yang aktif dalam berbagai kegiatan budaya dan kesenian. Selain itu, Hamzah juga merupakan pewaris dari Group Mirota, sebuah grup usaha yang terkenal di Yogyakarta.

Karier Seni dan Karakter Raminten

Nama Raminten pertama kali dikenal melalui peran Hamzah dalam ketoprak komedi berjudul “Pengkolan” di Jogja TV pada awal tahun 2000-an. Karakter Raminten digambarkan sebagai seorang perempuan Jawa yang berpakaian nyentrik, lengkap dengan kebaya, jarik, dan konde, serta memiliki sifat humoris dan kritis terhadap isu sosial. Karakter ini dengan cepat menarik perhatian masyarakat dan menjadi ikon dalam dunia seni Yogyakarta.

The House of Raminten: Perpaduan Kuliner dan Budaya

Pada 26 Desember 2008, Hamzah mendirikan “The House of Raminten” di kawasan Kotabaru, Yogyakarta. Restoran ini tidak hanya menyajikan masakan tradisional Jawa, tetapi juga menciptakan pengalaman budaya yang autentik dengan dekorasi interior khas, pelayan yang mengenakan busana abdi dalem, serta hiburan seni yang menghidupkan suasana Jawa.

Hamzah Batik: Warisan Budaya Lewat Kain

Selain di dunia kuliner, Hamzah juga dikenal sebagai pemilik “Hamzah Batik” di kawasan Malioboro. Melalui usaha ini, ia berupaya melestarikan dan mempromosikan batik sebagai warisan budaya Indonesia kepada masyarakat luas.


🕯️ Prosesi Pemakaman dan Penghormatan Terakhir

Setelah kepergiannya, jenazah Hamzah disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ) di Kasihan, Bantul. Pada Sabtu, 26 April 2025, jenazah diarak melewati beberapa tempat bersejarah baginya, termasuk Jalan Malioboro, tempat di mana Hamzah Batik berada. Rombongan yang mengikuti prosesi tersebut terdiri dari keluarga, karyawan, komunitas Harley, serta masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir.

Jenazah kemudian dikremasi di TPU Madurejo Prambanan, Sleman, sesuai dengan keinginan almarhum. Selama prosesi, ribuan pelayat datang untuk memberikan penghormatan, dan karangan bunga juga terus berdatangan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah.


đź’¬ Kenangan dan Penghormatan dari Masyarakat

Kepergian Hamzah Sulaiman meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang. Melalui akun Instagram resmi House of Raminten dan Hamzah Batik, masyarakat menyampaikan ucapan belasungkawa dan mengenang jasa-jasa beliau dalam melestarikan budaya dan seni Yogyakarta. Ungkapan seperti “Semoga di sana bahagia ya, kanjen” dan “Terimakasih Kanjeng atas cinta yang engkau tanam dalam budaya” mencerminkan betapa besar pengaruh beliau dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta.


🕊️ Warisan yang Tak Terlupakan

Hamzah Sulaiman, atau Raminten, bukan hanya seorang seniman dan pengusaha, tetapi juga seorang budayawan yang berhasil menggabungkan tradisi dan modernitas dalam karya-karyanya. Melalui House of Raminten dan Hamzah Batik, beliau telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan dan mempromosikan budaya Jawa kepada masyarakat luas.

Kepergian beliau meninggalkan kekosongan yang sulit diisi, namun warisan yang ditinggalkan akan terus hidup dan dikenang oleh generasi mendatang. Semoga segala amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Warisan Budaya dan Sosial Hamzah Sulaiman

Pengaruh dalam Dunia Seni dan Budaya Yogyakarta

Hamzah Sulaiman bukan sekadar sosok pengusaha atau seniman biasa. Ia merupakan jembatan hidup antara tradisi keraton yang sarat nilai-nilai budaya Jawa dengan perkembangan modern di masyarakat. Melalui karakter Raminten yang ia ciptakan, Hamzah berhasil memperkenalkan budaya Jawa secara ringan dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan, termasuk generasi muda.

Karakter Raminten yang penuh warna dan humor menjadi simbol kekayaan budaya Yogyakarta yang tidak hanya ingin dipertahankan, tetapi juga terus dikembangkan dan disebarluaskan. Keberhasilan ini juga membuka peluang bagi pelaku seni lokal untuk lebih percaya diri menampilkan karya-karya mereka.

Peran di Dunia Kuliner

“The House of Raminten” lebih dari sekadar restoran; ini adalah panggung budaya yang hidup. Di sana, tamu tidak hanya menikmati hidangan tradisional seperti gudeg, nasi kucing, dan sate klathak, tetapi juga merasakan suasana Jawa yang kental melalui musik gamelan, tari-tarian, serta pelayanan khas abdi dalem yang ramah dan unik.

Restoran ini menjadi tempat favorit bagi turis lokal maupun mancanegara yang ingin merasakan pengalaman kuliner sekaligus budaya asli Yogyakarta. Hamzah melalui usahanya ini menunjukkan bagaimana kuliner dapat menjadi media edukasi budaya dan memperkuat identitas lokal.

Komitmen terhadap Pelestarian Batik

Selain kuliner dan seni pertunjukan, Hamzah juga dikenal sebagai pelestari batik tradisional melalui Hamzah Batik di Malioboro. Di tengah persaingan pasar tekstil modern, usaha Hamzah berkontribusi dalam menjaga eksistensi batik tulis sebagai warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

Ia aktif mengadakan workshop dan pameran batik yang tidak hanya menarik penggemar seni tapi juga edukasi bagi masyarakat luas. Dengan demikian, batik tidak sekadar menjadi produk komersial, tetapi juga medium budaya yang hidup dan berkembang.


Reaksi Masyarakat dan Tokoh

Ungkapan Duka dari Berbagai Kalangan

Berita meninggalnya Hamzah Sulaiman menyebar cepat dan menimbulkan duka mendalam, terutama di Yogyakarta. Banyak tokoh masyarakat, seniman, serta warga biasa menyampaikan belasungkawa dan mengenang jasa almarhum.

Salah satu tokoh budaya di Yogyakarta menyatakan, “Hamzah adalah ikon yang telah mengangkat budaya Jawa dari keraton ke ruang publik dengan cara yang menyenangkan dan mudah diakses. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi seni dan budaya kita.”

Peran Sosial dan Kepedulian

Selain dikenal karena kiprahnya dalam seni dan budaya, Hamzah juga dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia kerap mengadakan acara amal dan mendukung kegiatan komunitas lokal, baik dalam bidang pendidikan maupun kesejahteraan masyarakat.

Melalui usahanya, Hamzah membantu membuka lapangan pekerjaan serta mendorong tumbuhnya industri kreatif di Yogyakarta yang berdampak positif terhadap perekonomian dan sosial budaya setempat.


Mengenang Hamzah: Pelajaran dari Sosok Raminten

Kepergian Hamzah Sulaiman mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi. Sosok Raminten yang penuh warna adalah wujud nyata bagaimana budaya dapat dihidupkan kembali melalui kreativitas dan dedikasi.

Warisan yang ditinggalkan bukan hanya karya seni atau bisnis kuliner, melainkan juga semangat untuk terus mengenal akar budaya, menghargai tradisi, dan berbagi dengan masyarakat luas dengan cara yang menghibur dan mendidik.


Kesimpulan

Hamzah Sulaiman alias Raminten telah meninggalkan jejak yang sangat kuat di dunia seni, budaya, dan kuliner Yogyakarta. Kepergiannya adalah kehilangan besar, namun karya dan semangatnya akan terus hidup dalam ingatan dan hati masyarakat. Melalui restoran The House of Raminten, Hamzah Batik, dan karakter Raminten, ia telah mengukir nama sebagai pelopor pelestarian budaya Jawa yang menyentuh banyak generasi.

Semoga kita semua dapat meneruskan perjuangan dan kecintaan Hamzah terhadap budaya Indonesia, agar kekayaan budaya kita terus lestari dan terus dikenang.

Bab 1: Awal Kehidupan dan Latar Belakang Hamzah Sulaiman

Masa Kecil dan Pendidikan

Hamzah Sulaiman lahir dan besar di Yogyakarta, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan suasana budaya keraton yang kental, karena keluarganya memang terlibat dalam lingkungan keraton. Ia mengenyam pendidikan formal dan nonformal yang banyak membekalinya dalam seni dan budaya.

Pengaruh Lingkungan Keraton

Lingkungan Keraton Yogyakarta sangat mempengaruhi pola pikir dan nilai-nilai yang dipegang oleh Hamzah. Sebagai abdi dalem, ia belajar menghargai tradisi, menjaga kehormatan budaya, dan melestarikan warisan leluhur. Nilai-nilai ini yang kemudian membentuk kepribadiannya dan cara dia berkarya.


Bab 2: Perjalanan Karier dan Kelahiran Tokoh Raminten

Memasuki Dunia Seni dan Hiburan

Di awal kariernya, Hamzah banyak terlibat dalam seni tradisional seperti ketoprak, wayang, dan tari-tarian Jawa. Namun, ia merasa seni tradisional perlu disesuaikan agar tetap relevan di era modern. Dari sinilah muncul ide untuk menciptakan tokoh yang bisa menyatukan tradisi dengan cara yang lebih modern dan menghibur.

Kreasi Tokoh Raminten

Raminten lahir sebagai karakter yang unik: perempuan Jawa nyentrik, humoris, dan penuh pesan sosial. Karakter ini menjadi fenomena di Yogyakarta dan bahkan nasional. Penampilan Raminten yang khas, mulai dari pakaian, logat bahasa Jawa yang kental, hingga sikapnya yang jenaka, membuatnya mudah dikenali dan dicintai.

Raminten bukan hanya hiburan, tapi juga media kritik sosial dan edukasi budaya. Melalui dialog dan guyonan, Raminten mengajak masyarakat untuk lebih mencintai budaya Jawa dan lebih peka terhadap isu-isu sosial.


Bab 3: The House of Raminten – Lebih dari Sekadar Restoran

Konsep dan Filosofi

Hamzah mendirikan The House of Raminten sebagai manifestasi dari kecintaannya terhadap budaya Jawa. Restoran ini didesain sedemikian rupa agar pengunjung merasakan suasana keraton yang kental. Mulai dari arsitektur, dekorasi, hingga pelayan yang mengenakan busana abdi dalem, semua dirancang untuk membawa pengunjung masuk ke dunia budaya Jawa yang autentik.

Menu dan Hidangan Tradisional

Menu di The House of Raminten sangat khas, menghadirkan berbagai masakan tradisional seperti gudeg, sate klathak, oseng mercon, dan masih banyak lagi. Hamzah sangat memperhatikan kualitas dan cita rasa, agar makanan tetap otentik dan menggugah selera.

Hiburan dan Pertunjukan

Selain makan, pengunjung juga bisa menikmati hiburan seni seperti gamelan, wayang kulit, dan tari Jawa yang sering diadakan secara rutin. Hal ini menjadikan restoran bukan hanya tempat makan, tapi pusat budaya yang hidup dan berkembang.


Bab 4: Hamzah Batik – Pelestarian Kain Tradisional

Sejarah dan Perkembangan Usaha Batik

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang mendunia, dan Hamzah sangat sadar akan pentingnya pelestarian batik. Melalui Hamzah Batik di Malioboro, ia mendorong pelestarian batik tulis khas Yogyakarta dengan desain yang otentik namun tetap menarik bagi generasi muda.

Edukasi dan Workshop Batik

Tidak hanya menjual batik, Hamzah juga sering mengadakan workshop batik bagi wisatawan dan masyarakat umum. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan proses pembuatan batik serta filosofi yang terkandung di dalamnya. Workshop ini juga menjadi sarana edukasi untuk menjaga agar warisan batik tidak hilang ditelan zaman.


Bab 5: Sosok Raminten di Mata Masyarakat

Dikenal Sebagai Tokoh yang Humoris dan Ramah

Kepribadian Hamzah yang asli tercermin dalam sosok Raminten: humoris, cerdas, dan penuh kehangatan. Banyak yang mengingatnya sebagai sosok yang rendah hati dan mudah bergaul, yang mampu membuat orang di sekitarnya merasa nyaman dan senang.

Keterlibatan Sosial dan Kemanusiaan

Selain berkiprah di bidang seni dan budaya, Hamzah juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia sering membantu warga kurang mampu dan mendukung program-program pemberdayaan masyarakat. Hal ini semakin menambah respek masyarakat terhadap dirinya.


Bab 6: Kesaksian dan Kenangan dari Orang Terdekat

Keluarga

Menurut keluarga, Hamzah adalah sosok yang penuh cinta dan perhatian. Meskipun sibuk dengan berbagai kegiatan, ia selalu menyempatkan waktu untuk keluarga dan berbagi cerita tentang budaya serta seni Jawa.

Rekan Kerja dan Seniman

Rekan-rekan seniman menyatakan bahwa Hamzah adalah inspirasi dan guru bagi mereka. Banyak yang tergerak untuk berkarya lebih baik berkat semangat dan dedikasi Hamzah dalam mengangkat budaya Jawa.


Bab 7: Prosesi Pemakaman dan Penghormatan Terakhir

Upacara dan Tradisi

Pemakaman Hamzah berjalan dengan penuh penghormatan. Upacara kremasi dilakukan sesuai keinginan almarhum, disertai prosesi arak-arakan yang melintasi tempat-tempat penting di Yogyakarta seperti Malioboro dan Keraton.

Partisipasi Masyarakat

Banyak masyarakat umum dan komunitas seni yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Suasana haru dan penuh doa mengiringi pemakaman, menandakan betapa besar cinta dan penghargaan masyarakat kepada Hamzah.


Bab 8: Warisan dan Harapan untuk Masa Depan

Melanjutkan Perjuangan Hamzah

Warisan budaya yang ditinggalkan Hamzah menjadi tanggung jawab bersama. Para penerusnya di dunia seni, kuliner, dan batik diharapkan terus menjaga dan mengembangkan karya serta semangatnya.

Pelajaran dari Sosok Raminten

Salah satu pelajaran besar dari Hamzah adalah bagaimana cara melestarikan budaya tanpa kehilangan daya tarik dan relevansi di zaman modern. Kreativitas, dedikasi, dan kecintaan terhadap budaya menjadi kunci keberhasilan.


Penutup

Hamzah Sulaiman alias Raminten telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Yogyakarta dan Indonesia secara keseluruhan. Melalui berbagai bidang yang ia geluti, ia berhasil mengangkat budaya lokal ke panggung yang lebih luas dan diterima dengan penuh cinta oleh berbagai lapisan masyarakat.

Kepergiannya merupakan kehilangan besar, namun semangat dan karya yang ditinggalkan akan terus menginspirasi generasi berikutnya untuk mencintai dan melestarikan budaya Indonesia.

Bab 1: Awal Kehidupan dan Latar Belakang Hamzah Sulaiman

Masa Kecil di Kota Budaya

Hamzah Sulaiman lahir pada tanggal 15 Juni 1950 di Yogyakarta, sebuah kota yang tak lekang oleh waktu dalam mempertahankan budaya Jawa. Dari kecil, Hamzah sudah akrab dengan suasana keraton yang mengelilinginya. Ayahnya adalah seorang abdi dalem keraton yang disiplin dan sangat menjaga nilai-nilai tradisi. Sejak usia dini, Hamzah sering mengikuti berbagai acara budaya, mulai dari upacara adat, pertunjukan wayang kulit, hingga ritual keagamaan yang berlangsung di lingkungan keraton.

Kehidupan di sekitar keraton ini membentuk karakter dan minatnya terhadap seni dan budaya. Ia mengingat betul bagaimana setiap detail—mulai dari bahasa, pakaian, hingga gerak tari—membawa pesan mendalam tentang filosofi hidup Jawa.

Pendidikan dan Pembentukan Jiwa Seni

Dalam perjalanan pendidikannya, Hamzah menempuh sekolah dasar hingga menengah di Yogyakarta. Meski demikian, pendidikan formal bukan satu-satunya sumber ilmunya. Ia banyak belajar langsung dari para sesepuh di keraton, seperti dalang wayang, seniman gamelan, dan guru tari. Kecintaannya pada seni semakin tumbuh berkat bimbingan mereka.

Pada usia remaja, Hamzah juga mulai terlibat aktif dalam komunitas seni lokal. Ia mengikuti latihan ketoprak dan berperan sebagai aktor sekaligus penulis naskah. Dalam kegiatan ini, ia mulai menunjukkan bakatnya untuk menggabungkan humor dengan kritik sosial yang halus — sebuah gaya yang kelak menjadi ciri khasnya dalam sosok Raminten.

Pengaruh Keraton dalam Hidupnya

Keraton Yogyakarta bukan hanya sebuah tempat tinggal atau pusat kebudayaan; ia adalah simbol nilai-nilai luhur yang harus dijaga. Sebagai abdi dalem, Hamzah mengemban tanggung jawab besar dalam memelihara tradisi dan melayani keraton. Ia sering terlibat dalam persiapan upacara adat, pelestarian seni tradisional, dan penyelenggaraan acara budaya.

Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang filosofi Jawa yang mengajarkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Filosofi ini menjadi landasan dalam segala karya dan usaha yang dilakukannya.


Bab 2: Perjalanan Karier dan Kelahiran Tokoh Raminten

Awal Karier dalam Seni Tradisional

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Hamzah menekuni seni tradisional lebih serius. Ia bergabung dengan beberapa grup ketoprak dan wayang yang terkenal di Yogyakarta. Namun, ia menyadari bahwa pertunjukan tradisional kadang sulit diterima oleh generasi muda yang mulai terpengaruh oleh budaya populer.

Inilah yang memicu inovasi kreatifnya: bagaimana membuat seni tradisional tetap hidup dan relevan? Hamzah mulai bereksperimen dengan elemen-elemen humor, cerita sehari-hari, dan karakter yang kuat.

Lahirnya Karakter Raminten

Pada awal 2000-an, Hamzah menciptakan tokoh Raminten dalam sebuah pertunjukan ketoprak komedi di Jogja TV. Raminten adalah sosok perempuan Jawa dengan busana tradisional yang nyentrik, penuh warna, dan bertingkah lucu namun sarat makna. Karakter ini menjadi sangat populer karena mampu menghibur sekaligus menyampaikan pesan moral dengan cara yang ringan.

Raminten berbicara dengan logat Jawa yang kental, menggunakan sindiran dan guyonan untuk menyoroti isu sosial, budaya, dan politik yang terjadi di masyarakat. Gaya komunikasinya yang jujur dan apa adanya membuatnya cepat mendapatkan hati penonton.

Dampak Tokoh Raminten di Dunia Hiburan

Kesuksesan Raminten membuka banyak peluang bagi Hamzah. Ia diundang tampil di berbagai acara televisi, radio, hingga festival seni budaya. Karakter ini juga menjadi ikon yang membantu memperkenalkan budaya Jawa ke audiens yang lebih luas, termasuk turis asing.

Selain itu, Raminten menjadi simbol pelestarian budaya yang menyenangkan dan tidak kaku. Ini membuat banyak pelaku seni muda terinspirasi untuk lebih menghargai dan mengembangkan karya budaya lokal.


Bab 3: The House of Raminten – Lebih dari Sekadar Restoran

Visi dan Misi

Pada tahun 2008, Hamzah membuka restoran yang dinamai “The House of Raminten” di kawasan Kotabaru, Yogyakarta. Ide utamanya adalah menciptakan ruang di mana orang bisa menikmati kuliner tradisional sambil merasakan nuansa budaya Jawa yang kental. Restoran ini merupakan hasil kerja keras dan kecintaan Hamzah terhadap seni dan kuliner.

Visi Hamzah adalah menjadikan The House of Raminten sebagai destinasi budaya yang mampu menggabungkan rasa, suasana, dan hiburan secara harmonis. Misi restoran ini bukan hanya menyajikan makanan lezat, tetapi juga mengedukasi pengunjung tentang kekayaan budaya Jawa.

Interior dan Atmosfer yang Autentik

Setiap sudut restoran didesain dengan teliti agar menciptakan suasana keraton. Dari ornamen ukiran kayu, lukisan wayang, hingga pelayan yang mengenakan busana abdi dalem lengkap dengan jarik dan keris, semua membawa pengunjung seolah masuk ke dalam dunia tradisional.

Hamzah sendiri sering muncul sebagai Raminten, menyapa pengunjung dengan candaan dan cerita yang menghibur. Ini membuat suasana menjadi hangat dan penuh keakraban.

Menu dan Rasa yang Tak Terlupakan

Menu di The House of Raminten sangat beragam dan menampilkan masakan khas Jawa seperti gudeg, ayam opor, sate klathak, dan aneka sambal. Bahan-bahan segar dan resep turun-temurun membuat cita rasa masakan autentik tetap terjaga.

Selain itu, ada juga minuman tradisional seperti jamu dan wedang jahe yang menambah pengalaman budaya pengunjung.

Hiburan dan Seni yang Hidup

Pengunjung tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga pertunjukan seni seperti gamelan, tarian tradisional, dan wayang kulit yang sering diadakan secara rutin. Hal ini menjadikan The House of Raminten bukan hanya restoran, melainkan juga pusat kebudayaan yang hidup.

Bab 4: Hamzah Batik – Melestarikan Warisan Kain Tradisional Yogyakarta

Sejarah dan Filosofi Batik dalam Hidup Hamzah

Batik bukan sekadar kain bagi Hamzah Sulaiman; ia adalah karya seni yang sarat makna dan filosofi. Sejak kecil, Hamzah sudah dikenalkan dengan batik dari para leluhur di keraton yang memandang batik sebagai simbol status, identitas, dan budaya. Motif-motif batik tertentu mengandung cerita dan makna mendalam tentang kehidupan, alam, dan spiritualitas.

Melalui Hamzah Batik yang berlokasi di kawasan Malioboro, Hamzah berusaha meneruskan tradisi itu dengan cara yang modern dan menarik bagi berbagai kalangan, khususnya generasi muda dan wisatawan.

Usaha dan Inovasi dalam Batik

Hamzah memadukan teknik batik tulis tradisional dengan desain-desain kontemporer tanpa menghilangkan nilai-nilai asli. Ia aktif mendukung para pengrajin batik lokal, memberi pelatihan dan workshop agar keterampilan mereka terus berkembang dan mampu bersaing di pasar global.

Tak hanya itu, Hamzah Batik juga sering mengadakan pameran seni dan kolaborasi dengan desainer muda, sehingga batik menjadi lebih hidup dan relevan dalam dunia fashion modern.

Edukasi dan Komunitas

Melalui berbagai workshop yang diadakan di toko batiknya, pengunjung bisa belajar langsung proses pembuatan batik, mulai dari penggambaran motif, pewarnaan, hingga proses pengeleman malam. Kegiatan edukatif ini tidak hanya menarik minat turis tetapi juga membuka mata masyarakat lokal akan keindahan dan keunikan batik.

Hamzah percaya bahwa edukasi adalah kunci pelestarian budaya agar terus hidup dan diteruskan ke generasi berikutnya.


Bab 5: Raminten di Mata Masyarakat dan Tokoh Budaya

Sosok yang Menginspirasi

Raminten, sebagai karakter ciptaan Hamzah, telah menjadi ikon budaya yang melekat di hati masyarakat Yogyakarta bahkan Indonesia. Berkat gaya humornya yang khas dan sikapnya yang ramah, Raminten menjadi tokoh yang mengajak masyarakat untuk lebih mencintai budaya Jawa secara ringan dan menyenangkan.

Testimoni Tokoh Budaya dan Seniman

  • Prof. Dr. Sutrisno, Budayawan Yogyakarta:
    “Hamzah melalui Raminten telah menghidupkan kembali seni tradisional yang mulai terlupakan. Ia bukan hanya pelaku seni, tapi juga penggerak budaya yang membawa pesan positif kepada masyarakat luas.”
  • Sri Rahayu, Seniman Ketoprak:
    “Karakter Raminten yang diciptakan Pak Hamzah sangat inspiratif. Ia mampu membuat seni tradisional diterima oleh generasi muda tanpa kehilangan nilai-nilai luhur yang terkandung.”

Peran Sosial dan Kemanusiaan

Selain berkarya seni, Hamzah juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Ia sering mengadakan acara amal, memberi bantuan pada keluarga kurang mampu, dan mendukung pendidikan seni bagi anak-anak kurang beruntung.

Komitmen sosial ini membuatnya bukan hanya dihormati sebagai seniman, tapi juga sebagai pribadi yang peduli dan murah hati.


Bab 6: Kesaksian Keluarga dan Rekan Kerja

Keluarga: Sumber Kekuatan dan Inspirasi

Menurut putri Hamzah, Sari Lestari, “Ayah kami adalah sosok yang sederhana tapi penuh semangat. Beliau selalu mengajarkan kami untuk mencintai budaya dan berani berkarya. Meski sibuk, ayah selalu menyediakan waktu untuk keluarga dan berbagi cerita tentang budaya Jawa.”

Rekan Kerja dan Karyawan

Rekan-rekan di The House of Raminten dan Hamzah Batik menggambarkan Hamzah sebagai pemimpin yang adil, ramah, dan sangat memperhatikan kesejahteraan stafnya. Mereka banyak belajar tentang etos kerja dan rasa cinta pada budaya dari beliau.

Komunitas dan Penggemar

Ribuan penggemar Raminten di media sosial dan komunitas seni merasa kehilangan besar atas kepergian Hamzah. Mereka mengabadikan kenangan lewat foto, video, dan cerita tentang sosok yang inspiratif ini.


Bab 7: Prosesi Pemakaman dan Penghormatan Terakhir

Upacara yang Khidmat dan Penuh Makna

Pemakaman Hamzah Sulaiman berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, di TPU Madurejo Prambanan, Sleman. Upacara kremasi ini dilakukan sesuai dengan keinginan almarhum yang ingin meninggalkan dunia secara sederhana namun bermakna.

Rangkaian Prosesi dan Arak-arakan

Jenazah diarak melewati kawasan bersejarah seperti Jalan Malioboro, The House of Raminten, dan Hamzah Batik. Rombongan yang terdiri dari keluarga, pelaku seni, komunitas Harley, serta masyarakat umum berjalan dengan penuh hormat dan haru.

Suasana dipenuhi oleh doa, nyanyian gamelan, dan pengibaran bendera kecil bertuliskan nama Raminten, sebagai penghormatan kepada almarhum.

Partisipasi Masyarakat dan Tokoh

Banyak tokoh budaya dan pejabat setempat yang hadir memberi penghormatan terakhir. Masyarakat umum dari berbagai kalangan turut mengantarkan kepergian Hamzah, menandakan betapa besarnya cinta dan rasa hormat terhadap dirinya.


Bab 8: Warisan dan Harapan untuk Masa Depan

Melanjutkan Perjuangan Hamzah

Warisan budaya yang ditinggalkan Hamzah menjadi tugas bersama. Anak-anak muda, pelaku seni, dan komunitas budaya di Yogyakarta diharapkan dapat meneruskan semangatnya dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa.

Menjaga Kearifan Lokal di Era Modern

Hamzah mengajarkan bahwa budaya tradisional tidak harus ketinggalan zaman jika dikemas dengan kreativitas dan semangat inovasi. Pelestarian budaya perlu diiringi dengan adaptasi agar tetap relevan.


Penutup

Hamzah Sulaiman alias Raminten telah memberikan warna yang luar biasa bagi dunia seni dan budaya Yogyakarta. Karyanya yang menyatukan humor, budaya, dan kuliner telah membuka jalan baru dalam pelestarian budaya Indonesia.

Kita semua diharapkan bisa mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya: mencintai budaya sendiri, terus berkarya, dan menjaga nilai-nilai luhur warisan leluhur untuk generasi yang akan datang.

baca juga : Momen Kedatangan 438 Orang Jemaah Haji Kloter 2 Batam

Related Articles

Back to top button