Proses Pemugaran Candi

Pemugaran candi di Indonesia sudah dilakukan sejak 100 tahun terakhir. Dengan demikian sudah seharusnya mereka yang berkecimpung dan bertanggung jawab dalam proses ini benar-benar ahlinya.
Dengan kondisi Candi yang berbeda-beda sebelum dipugar tentu waktu dan prosesnya tidak sama. Dalam pelaksanaannya terdapat sebuah standar atau prinsip yang menjadi acuan, sehingga kualitas pemugaran dapat dipertanggungjawabkan. Walaupun sudah demikian tertatanya proses pemugaran tidak menjamin bangunan candi kembali kepada aslinya.
Prinsip pemugaran sesuai dengan aturan ICOMOS adalah mempertahankan keaslian bentuk, keaslian tata letak, keaslian material, serta teknik pembuatan.
Tahapan PEMUGARAN CANDI
Daftar Isi
1. Sebelum Pemugaran
Dilakukan kajian-jaina sebelum pemugaran yang meliputi studi kelayakan, studi teknis, dan studi kasus. Berdasar kajian2 itu didapatkan data ttg kerusakan, penyebab kerusakan, dan penanggulangannya. Studi kelayakan akan merekomendasikan bentuk pemugaran, apakah bongkar total atau sebagian saja. Pre Pemugaran melibatkan arkeolog, tenaga teknis, juru gambar, juru ukur serta fotografi.
2. Pelaksanaan Pemugaran
Dari hasil kajian ditentukan pemugaran dilakukan secara total atau sebagian. Prosedur Pemugaran melalui beberapa tahap yaitu persiapan, pembongkaran, konservasi, penyusunan kembali, penyelesaian akhir, pembenahan lingkungan.
a. Tahap Persiapan
Pengadaan alat dan bahan, tenaga, bangunan barak, konstruksi perancah, dan fasilitas pengadaan air, sistem drainase dan resapan limbah kimia serta pengukuran dan penggambaran.
b. Tahap Pembongkaran
Sebelum dibongkar dilakukan registrasi terhadap batu-batu yang dibongkar sehingga diketahui asalnya. Selain itu pada saat pembongkaran dilakukan pengawasan, perekaman data teknis arkeologis, serta pendokumentasian.
c. Tahap Konservasi
Kegiatannya meliputi pembersihan batu dengan cara mekanik dan kimiawi, perbaikan batu-batu yang rusak, pengawetan batu, pemasangan lapisan kedap air, dn pengaturan drainase bangunan. Pembersihan mekanik dengan disikat dan diguyur air, pembersihan kimiawi dengan AC 322. Batu2 rusak disambung, diberi angkur, diinjeksi, dikamuflase, dan diganti. Batu yang pecah disambung dengan perekat Epoxy Resin.
d. Tahap Penyusunan kembali
Kegiatan meliputi pemadatan dasar pondasi, penyusunan kembali batu candi, pengutan dengan pembetonan di dalam struktur bangunan, pemasangan angkur pada bagian yang berkonstruksi lemah, pemasangan batu baru, pemasangan lapisan kedap air.
Penyusunan kembali bangunan candi menggunakan sistem anastilosis yaitu batu asli yang sudah runtuh dan berserakan dicari, dikumpulkan, diseleksi dan dilakukan penyusunan percobaan.
e. Tahap Penyelesaian
Kegiatan meliputi pemahatan permukaan batu baru, pemberian tanda batu baru, pemasangan penangkal petir, dan pembongkran perancah
f. Tahap Pembenahan Lingkungan
Kegiatan meliputi pembersihan kotoran dan sisa2 bongkaran candi dan pembuatan sistem drainase.
Disarikan dari Buku “Bandung Bandawasa di Masa Kini. Kisah di Balik Megahnya Hasil Pemugaran Benda Cagar Budaya”
Proses Pemugaran Candi (pengetahuan arkeologi)
Realisasi Pemugaran Candi Di Indonesia
Pemugaran Candi Borobudur
Pemerintah Indonesia telah melakukan pemugaran candi yang berlokasi di Magelang ini yang berlangsung selama 10 tahun. Dimulai 10 Agutus 1973 dan berakhir pada 23 Februari 1983. Sebelumnya pada abad 18 Cornelius telah melakukan pemugaran candi dibantu oleh sekitar 200 penduduk sekitarnya.
Pemugaran Candi Prambanan
Kompleks Candi Prambanan adalah sebuah kompleks candi yang luas dan memiliki ratusan candi yaitu terdiri dari beberapa candi utama dan 224 candi perwara. Sehingga proses pemugaran dikompleks candi prambanan dilakukan secara bertahap. Untuk pemugaran Candi Perwara di kompleks Prambanan telah dilakukan sejak 2015. Karena jika setiap tahun hanya mampu melakukan pemugaran seuah candi perwara maka butuh lebih dari 200 tahun lagi untuk menyelesaikan pemugaran 224 Candi Perwara tersebut.
Catatan Tentang Proses Pemugaran dan Penemuan Candi
Yang menarik bahwa di Indonesia proses pemugaran candi sebagian besar melibatkan penduduk sekitar. Begitula pula dengan penemuan sebagian besar Candi di Indonesia selalu ditemukan tidak sengaja dan dilakukan oleh penduduk sekitar. Belum pernah ada sebuah upaya penelitian dari para arkeolog yang khusus menemukan Candi.