Kalender Jawa



Warning: A non-numeric value encountered in /home2/docmyid/candi.web.id/wp-content/plugins/adsense-daemon/Adsense-Daemon.php on line 243

Warning: A non-numeric value encountered in /home2/docmyid/candi.web.id/wp-content/plugins/adsense-daemon/Adsense-Daemon.php on line 243

Peradaban di Jawa sudah memiliki sistem kalender Jawa sejak jaman kuno. Contoh yang khas adalah sistem hitungan pasaran (5 harian), paringkelan (6 harian), dan padinan (7 harian) yang kombinasi ketiganya menghasilkan hitungan wuku yang ber-siklus 210 hari.

Hitungan dan penamaan hari yang tiga macam itu sudah terbukti dituliskan dalam prasasti-prasasti dan cerita-cerita Kakawin (Jawa Kuna). Bangsa yang telah menguasai hitungan dan fenomena astronomi adalah bangsa yang peradabannya sudah maju.

Penanggalan atau Kalender jawa yang masih digunakan saat ini adalah adopsi penanggalan Saka jawa oleh Sultan Agung.

Memadukan penanggalan Śaka Jawa yang mempergunakan peredaran matahari dan bulan sebagai dasar perhitungan dengan penanggalan Hijriyah Islam yang mempergunakan peredaran bulan saja sebagai basic perhitungan, pada tahun 1555 Śaka Jawa, Sultan Agung Prabhu Anyakrakusuma, Raja Mataram yang memerintah dari 1613 hingga 1645 Masehi, mengesahkan adanya kalender baru bagi Tanah Jawa, yaitu Kalender Jawa. Perhitungan tahun tidak dimulai dari tahun 1, melainkan meneruskan perhitungan tahun Śaka Jawa yang sudah menginjak tahun 1555. Ini terjadi tepat pada tahun 1633 Masehi.

Soal Tahun Saka Jawa yang selisih 78 tahun dari tahun masehi masih bisa diperdebatkan tapi tidak dalam tulisan ini.

Nama Hari Kalender Jawa

Daftar Isi

Sistem perhitungan rumit dan pelik Śaka Jawa hampir semua di adopsi namun kebanyakan sudah diubah namanya menjadi nama-nama Arab.

Nama-nama hari yang semula mempergunakan nama Kawi diubah menjadi nama Arab.
1. Radite – Ahad (logat Jawa : Ngahad)
2. Soma – Itsnain (logat Jawa : Sênen)
3. Anggara – Tsalatsah (logat Jawa : Sêlasa)
4. Budha – Arba’ah (logat Jawa : Rêbo)
5. Rêspati – Khomsah (logat Jawa : Kêmis)
6. Sukra – Jama’ah (logat Jawa : Jumngat)
7. Tumpak – Sab’ah (logat Jawa : Sêbtu)

Nama Bulan Kalender Jawa

Nama-nama bulan juga telah diubah dari Kawi ke Arab.
1. Warana– Syura (logat Jawa : Sura)
2. Wadana– Shofar (logat Jawa : Sapar)
3. Wijangga– Rabi’ul Awwal/Maulid (logat Jawa : Mulud)
4. Wiyana– Rabi’ul Akhir/Ba’da Maulid (logat Jawa : Bakda Mulud)
5. Widada– Jumadil Awwal (logat Jawa : Jumadilawal)
6. Widarpa– Jumadil Akhir (logat Jawa : Jumadilakir)
7. Wilapa– Rojab (logat Jawa : Rêjêb)
8. Wahana– Arwah (logat Jawa : Ruwah)
9. Wanana– Ramadlan (logat Jawa : Ramêlan/Pasa)
10. Wurana– Syawal (logat Jawa : Sawal)
11. Wujana– Dzulqoidah (diganti Sêla)
12. Wujala– Dzulhijjah (diganti Bêsar)

Baca Kalender Sunda::Bukti Tingginya Peradaban Nusantara Kuno
(Penyebutan nama-nama hari dan bulan dari kawi ke arab diambil dari catatan Damar Shasangka)

Pada awalnya ketika disahkan, tanggal 1 Sura tahun Alip 1555, dimulai pada hari Jum’at Lêgi. Perhitungan ini mempergunakan Kurup (Huruf) Jamngiyah (Jam’iyyah) dan akan berlangsung selama 15 windu atau 120 tahun. Masyarakat Jawa menyebutnya Ajugi, maksudnya adalah tahun Alip jatuh pada hari Jum’at Lêgi.
Pada 1 Sura tahun Alip 1675, dimulai pada hari Kêmis Kliwon. Perhitungan ini mempergunakan Kurup (Huruf) Kamsiyah (Khamsiyyah) dan akan berlangsung selama 15 windu atau 120 tahun. Masyarakat Jawa menyebutnya Amiswon, maksudnya adalah tahun Alip jatuh pada hari Kêmis Kliwon.

Pada 1 Sura tahun Alip 1795, dimulai pada hari Rêbo Wage. Perhitungan ini mempergunakan Kurup (Huruf) Arbangiyah (Arba’iyyah) dan akan berlangsung selama 15 windu atau 120 tahun. Masyarakat Jawa menyebutnya Aboge, maksudnya adalah tahun Alip jatuh pada hari Rêbo Wage.

Pada 1 Sura tahun Alip 1915, dimulai pada hari Sêlasa Pon. Perhitungan ini mempergunakan Kurup (Huruf) Salasiyah (Tsalatsiyyah) dan akan berlangsung selama 15 windu atau 120 tahun. Masyarakat Jawa menyebutnya Asapon, maksudnya adalah tahun Alip jatuh pada hari Sêlasa Pon.

Masa kita sekarang telah mempergunakan Kurup (Huruf) Salasiyah (Tsalatsiyyah). Ini berlaku semenjak 19 Oktober 1982 Masehi. Celakanya di pedesaan Jawa masih banyak yang tidak memahami pergantian Kurup (Huruf) ini sehingga mereka tetap mempergunakan perhitungan Kurup (Huruf) Arbangiyah (Arba’iyyah) atau Aboge. Hasilnya, semenjak tahun 1915 Jawa atau 1982 Masehi, tanggal 1 Sura di pedesaan akan maju satu hari. Menjadi kewajiban kita sebagai pemerhati budaya untuk meluruskan hal ini agar tidak berlarut-larut sehingga menyebabkan adanya kesalahan fatal dalam perhitungan hari karena kalender Jawa menyangkut dengan pemilihan hari baik dan buruk.

Kalender Pranata Mangsa

Penanggalan Pranata mangsa ini dihidupkan lagi pada tahun 1855 Masehi, mulainya pada mangsa Kasa (satu) jatuh pada tanggal 22 Juni 1855 Masehi, hingga berakhirnya mangsa Sadha (duabelas) pada 20 Juni 1856 Masehi.

Pranata mangsa terdiri dari 12 periode:

Mangsa Kasa (1) = Kartika, umur dalam tahun Wastu 41 hari, tahun Wuntu 41 hari. Candranya: Sesotya murca ing embanan. Musim dedaunan gugur, kayu-kayu kering berpatahan, mulai memasuki musim kemarau.

Mangsa Karo (2) = Pusa, umur dalam tahun Wastu 23 hari, tahun Wuntu 23 hari. Candranya: Bantala rengka. Musim tanah-tanah meretak (bengkah); mencapai puncak musim kemarau.

Mangsa Katelu (3) = Manggasri, umurnya dalam tahun Wastu 24 hari, tahun Wuntu 24 hari. Candranya: Suta manut ing bapa. Musim tanaman merambat mulai bersemi dan merambat pada rambatannya; akhir musim kemarau.

Mangsa Kapat (4) = Citra, umur dalam tahun Wastu 25 hari, tahun Wuntu 25 hari. Candranya: Waspa kumembeng jroning kalbu. Musim sumber-sumber air mengering, tetapi sudah mulai ada hujan. Beberapa jenis tetumbuhan bersemi, buah kapok-randu mengering dan merekah sehingga “kapok”-nya berhamburan. Palawija bermatangan dan musimnya burung gelatik mencari bebijian di tegalan.

Mangsa Kalima (5) = Manggakala, umur dalam tahun Wastu 27 hari, tahun Wuntu 27 hari. Candranya: Pancuran mas sumawur ing jagad. Musim banyak hujan, laron keluar dari lubangnya, jamur terik bertumbuhan, lempuyang dan temu-temuan mengeluarkan rebungnya. Burung Srigunting (Jathithot) berkicau menyambut matahari terbit.

Baca Kapal Majapahit Besarnya 3 Kali Kapal Cheng Ho [Info Penting]
Mangsa Kanem (6) = Naya, umur dalam tahun Wastu 43 hari, tahun Wuntu 43 hari.Candranya : Rasa mulya kasuciyan. Musim buah-buahan meranum. Waktu tepat untuk menabur benih, musim hujan deras dan “embun upas”.

Mangsa Kapitu (7) = Palguna, umur dalamtahun Wastu 43 hari, tahun Wuntu 43 hari. Candranya: Wisa kentir ing maruta. Musim banyak wabah penyakit, waktu tepat untuk memindahkan bibit padi dari persemaian ke persawahan (ndhaut).

Mangsa Kawolu (8) = Wisaka, umur dalam tahun Wastu 26 hari, tahun Wuntu 27 hari. Candranya: Anjrah jroning kayun. Musim kucing kawin, musim banjir, tanaman terubuk (tebu liar) berbunga.

Mangsa Kasanga (9) = Jita, umur dalam tahun Wastu 25 hari, tahun Wuntu 25 hari. Candranya: Wedharing wacana mulya. Musim jengkerik kebon (gangsir) dan gareng-pung berbunyi. Musim banjir berakhir, tetapi banyak petir, kembang terubuk (tebu, glagah) merekah.

Mangsa Kasapuluh (10) = Srawana, umur dalam tahun Wastu 24 hari, tahun Wuntu 24 hari. Candranya: Gedhong mineb jroning kalbu. Musim hewan ternak bunting, mulai panen padi-padian genjah.

Mangsa Dhasta (11) = Badrawana, umur dalam Wastu 23 hari, tahun Wuntu 23 hari. Candranya: Sesotya sinarawedi. Musim burung-burung memberi makan anak-anaknya, puncak panen padi genjah, buah kapok-randu mulai meretak (mlethèk sigar)

Mangsa Saddha (12) = Asuji, umur dalam tahun Wastu 41 hari, tahun Wuntu 41 hari. Candranya: Tirta sah saking sasana. Musim dingin sehingga jarang orang berkeringat. Saatnya menanam palawija, jarak, kapas dan mulai menggarap tegalan untuk bertanam jagung.

Ingin update kalender Jawa setiap saat dapat langganan melalui channel telegram. Dalam penanggalan jawa proses perubahan hari setelah jam 5 sore sehingga notifikasi penanggalan jawa ini dibuat setiap pukul 17.45.

Artikel Menarik Lainnya


About Candi

Ada 2 pilihan memandang masa lalu. Saya memilih mengambil ancang-ancang untuk melihat masa depan yang lebih baik.