Gunung Salak : Misteri Ribuan Tahun Peradaban



Warning: A non-numeric value encountered in /home2/docmyid/candi.web.id/wp-content/plugins/adsense-daemon/Adsense-Daemon.php on line 243

Warning: A non-numeric value encountered in /home2/docmyid/candi.web.id/wp-content/plugins/adsense-daemon/Adsense-Daemon.php on line 243

Gunung Salak | Sapto Argo | Candi.web.idGunung Salak terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43′ LS dan 106°44′ BT dan dinamakan Puncak Salak  dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut.

Kawasan Gunung Salak masuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sejak 2003 kawasan gunung ini menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Menurut Turangga Seta, nama asli dari Gunung Salak adalah Sapto Argo, walaupun ada juga yang mengartikan salak dari kata Salaka yang bermakna perak.

Dalam kisah pewangan asli nusantara yang bersumber dari wayang purwa, Sapto Argo adalah nama pegunungan sekaligus nama pertapaan tempat tinggal Begawan Abiyoso. Inilah cuplikan kisahnya:

Begawan Abiyoso menerima kedatangan Abimanyu yang diiringi oleh Gareng, Petruk, Bagong. Disana mereka diajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang harus diemban sebagai kesatria. Begawan Abiyasa memberikan lima prinsip dasar yang harus dilaksanakan seorang kesatria; Pertama; Rumekso Kayuwaning Projo. Kedua; Ngayomi Poro Pandito Resi. Ketiga; Tresno Marang Bongso lan Welas-Asih Marang Sapodo-Padaning Tumitah. Keempat; Setyo Tuhu Marang Janji Sarto Nuhoni Marang Sabdo Kang Wus Kawedar. Kelima; Tunduk Marang Bebener Kang Adedasar Adil. Serta lima hal yang harus dimiliki oleh seorang kesatria; Satu; Guno, Dua; Sudiro, Tiga; Susilo, Empat; Anurogo, dan Lima; Sambirogo.

Setelah mendapatkan wejangan dari bagawan Abiyoso, Abimanyu diminta untuk segera berangkat mencari begawan Pamintosih (perwujudan dari Semar) yang sedang laku “Topo ngrame”artinya bertirakat dikeramaian. Diperjalanan, Abimanyu dihadang bala tentara Ombak Samudera dan terjadilah perang kembang. Pertempuran yang hebat itu dimenangkan oleh Abimanyu.

Mengembalikan nama-nama Gunung pada nama aslinya akan memudahkan kita memahami lokasi-lokasi dalam kisah wayang purwa, karena pewayangan bukan sekedar dongeng tapi juga sejarah yang ditulis dalam bentuk sastra.

Tentang Sapto Argo bisa juga berhubungan dengan Gunung Muria yang aslinya bernama Retawu. Salah satu puncak Gunung Muria adalah puncak Abiyoso yang sering disebut puncak Sapto Argo.

Misteri Disekitar Gunung Salak

Gunung Salak sejak dulu sudah terkenal dengan keangkerannya, oleh warga sekitar juga dianggap menyimpan banyak keanehan dan misteri. Keindahan Gunung Salak dengan berbagai misteri yang masih belum terungkap sampai sekarang, maka banyak warga yang mengkaitkannya dengan berbagai sejarah.

Pernah ada kejadian aneh, ketika seorang pendaki tersesat di kawasan Gunung Salak, padahal posisi pendaki tersebut masih berada dekat dengan pemukiman warga. Ada pula pendaki yang dehidrasi parah, sementara sumber air berada tepat di sampingnya. Tapi mereka seolah nggak bisa melihat apa yang ada di sekitarnya, karena melanggar peraturan yang ada.

Dalam dunia penerbangan terdapat kesepakatan tidak tertulis untuk tidak melewati wilayah sekitar Gunung Salak. Sering terjadi pesawat jatuh disekitar wilayah ini. Yang terakhir adalah jatuhnya pesawat Sukhoi, padahal dikendarai pilot senior dari Rusia yang sangat berpengalaman.

Gunung Salak yang terkenal angker dan sulit, memang memiliki trek yang nggak mudah. Maka tidak  banyak pendaki yang rela menghabiskan akhir pekannya ke sini. Mending ke Gunung Gede atau Pangrango, yang sejatinya jauh lebih tinggi daripada Gunung Salak.

Rute Pendakian Gunung Salak

Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya.

Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu. Namun, di puncak Salak I ditemukan kubangan air hujan.

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Puncak Salak II dan Salak I. Di Puncak Salak I terdapat petilasan (berwujud kuburan) yang disebut-sebut sebagai petilasan “Embah Salak”. Jalur pendakian dapat melalui Bogor yaitu jalur curug nangga ataupun melalui Sukabumi yaitu jalur Cangkuang – Cidahu, Jalur Curug Pilung – Giri Jaya, Jalur Cisaat – Cicurug dan Jalur Cimelati – Kutajaya.

Jalur Curug Nangka, Bogor

Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug nangka, dari sisi utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada Puncak Salak II. Puncak Salak I dapat juga dicapai dari Puncak Salak II, dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus.

Untuk menuju Curug nangka, dari St. Bogor bisa naik angkot ke arah Mall BTM, banyak angkotnya, salah satunya angkot 02 jurusan sukasari-bubulak. Dari Mall BTM naik angkot 03 arah Ciapus bilang saja ke sopir-nya mau ke Curug Nangka. Nant akan diturunkan di gerbang menuju Curug Nangka.

Beberapa Rute, Jalur Pendakian Gunung Salak

Beberapa Jalur / Rute Pendakian Gunung Salak dari Sukabumi

Jalur lain adalah “jalan belakang” lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder.

Dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu. Jalur lainnya adalah jalur Desa Girijaya dan Jalur Desa Kutajaya / Cimelati. Jalur yang banyak terdapat air terjunnya adalah jalur Pasir Rengit.

Jalur  Cangkuang Cidahu, Sukabumi

Dari Jakarta naik bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi turun di Cicurug kemudian naik angkot jurusan Cidahu.

Inilah jalur perjalanannya : (1) Dari Bumi perkemahan -> (2) Shelter I -> (3) Shelter II -> (4) Shelter III -> (5) Shelter IV

Perjalanan hingga ke shelter 4 ini memakan waktu sekitar 4 jam. Dari shelter IV terdapat 2 pilihan yaitu jalur standar menuju puncak atau jalur menuju kawah ratu.

Menuju Puncak Gunung Salak rutenya sbb:

Shelter IV -> Shelter V -> Shelter VI -> Shelter VII -> Puncak Gunung Salak
Perjalanan dari shelter IV hingga puncak memakan waktu sekitar 3,5 jam.

Menuju Kawah Ratu rutenya sbb :

Dari Shelter IV masih diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju Kawah Ratu. Kawah ini terdiri 3 kawah, Kawah Ratu (paling besar), Kawah Paeh (kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup). Kawah Ratu termasuk kawah aktif dan secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang.

Jalur Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Sukabumi

Untuk menuju puncak Gunung Salak pendaki dapat melalui Jalur Giri Jaya dengan waktu tempuh sekitar 5 – 8 jam perjalanan. Jalur ini tepatnya berada di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju desa Giri Jaya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Ojek dari Cicurug dengan ongkos sekitar Rp. 15.000,- Atau  berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Tidak ada kendaraan umum yang menuju Giri Jaya sehingga tempat ini tidak begitu dikenal.

Inilah jalur perjalananannya : (1)  Cicurug (Jakarta -Sukabumi) -> (2) Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu -> (3) Pertapaan Eyang Santri ->(4) Perkebunan Damar -> (5) Hutan Tropis -> (6) Makam Pangeran Santri -> (7) Shelter VII -> (8) Puncak Gn. Salak 1

Jalur Cisaat – Cicurug, Desa Giri Jaya, Sukabumi

Dari arah Jakarta ke Sukabumi turun di Cicurug, kemudian disambung dengan menggunakan mobil angkot ke Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. yang hanya ada di pagi hari. Dapat juga di tempuh dengan menggunakan kendaraan ojeg yang ongkosnya berkisar Rp.10.000,- bila ingin berjalan kaki dapat memakan waktu sekitar 3,5 jam.

Inilah tute atau jalur perjalanannya sbb: (1) Cicurug (Jakarta -Sukabumi) ->(2) Cicurug – Cisaat -> (3) Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu-> (3) Gapura pintu masuk Gn. Salak->(4) Kebun dan Persawahan -> (5) Hutan tropis -> (6) Makam Pangeran Santri -> (7) Shelter VII ->(8) Puncak Salak I

Jalur Cimelati, Cicurug, Sukabumi.

Jalur Kutajaya atau Cimelati adalah jalur pendakian ke puncak gunung Salak yang paling pendek dan paling cepat, namun di sepanjang jalur kita akan sulit menemukan sumber air, sehingga air bersih harus dipersiapkan sejak dari bawah. Untuk menuju Kutajaya dari Bogor kita naik mobil ke jurusan Sukabumi turun di Cicurug atau Cimelati. Cicurug adalah kota kecamatan yang masuk ke wilayah kabupaten Sukabumi, segala perlengkapan pendakian harus dipersiapkan di sini. Dari pasar Cicurug yang juga merangkap terminal kita dapat mencarter mobil ke Kutajaya dengan tarip sekitar Rp.70.000,- atau naik ojeg dengan tarip sekitar Rp.15.000,- Kendaraan umum hanya ada di pagi hari, itupun dalam jumlah sangat terbatas.

7 Curug di Kaki Gunung Salak

Lokasi 7 air terjun atau curug di kaki Gunung Salak kebetulan semuanya berada dalam wilayah Kabupaten Bogor, yaitu : 1.Curug Nangka;2.Curug Seribu;3.Curug Pangeran;4.Curug Ngumpet; 5. Curug Cigamea; 6.Curug Cihurang; 7.Curug Luhur.

Artikel Menarik Lainnya


About Beyond Science

Terdapat sebuah peradaban besar di masa lalu yang melampau peradaban saat ini. Beyond Science dan Open Mind untuk memahaminya.